FOLLOW ME ON TWITTER: @nemodimz

Sabtu, 27 Maret 2010

About My Band "KAMIKUSTIK"

Satnite kali ini gue penuh mengisi hari ini dengan musik. Karena gue baru aja manggung dua kali dalam sehari. Dan pada hari ini juga band gue yang bergendre top 40 accoustic music "KAMIKUSTIK" mengakhiri kontraknya di Rogers Cafe & Lounge Dago 97.

Thank's for Rogers Cafe, Mba Selly, Eki, dan temen-temen yang setia dateng ke Rogers buat nonton kita (tapi kayanya sih mereka cuma liat mba-mba pegawai Rogersnya aja deh, bukan nonton kita).

Ok, buat kalian yan ngebutuhin band akustik bergendre top 40 buat tampil di acara yang kalian bikin

WE ARE "KAMIKUSTIK"


Contact Person: 08562233275 / 02291344377 (Eki)
Email: rizq_24@yahoo.co.id

Selasa, 23 Maret 2010

Long Distance Relationship

Gue punya sedikit cerita pendek yang sebagian diambil dari sebuah kisah nyata. Yaitu cerita tentang "Long Distance Relationship" atau hubungan / pacaran jarak jauh. Ngga tau kenapa gw ngga pernah percaya sama yang namanya Long Distance Relationship. Mungkin karena gw trauma dengan yang namanya Long Distance Relationship.


Nama gw Aji. Gw adalah anak dari keluarga yang lumayan berkecukupan. Orang tua gw bekerja sebagai pengusaha. Sedangkan gw adalah seorang jurnalis salah satu televisi. Sayangnya kekayaan itu gw pake untuk di salahgunakan. Gw adalah mantan pemakai narkoba. Gw mulai pake narkoba sejak gw putus sama mantan gw. Mantan gw yang brengsek itu, mantan yang menurut gw lebih parah daripada pelacur.

9 tahun yang lalu gw pernah suka sama seorang cewe namanya Wulan. Cewe yang sangat cantik menurut gw. Tapi gw sadar diri, cewe kaya dia pasti ngga punya tipe cowo yang gw miliki. Akan tetapi gw ngga nyerah. Dalam 1 tahun gw pendekatan dengan cewe itu, waktu yang cukup lama untuk tahap pendekatan. Akhirnya gw punya status berpacaran dengan Wulan.

Ketika masa-masa pacaran, hidup gw berasa lebih indah daripada sebelumnya. Hidup gw lebih teratu. Pokoknya gw seneng banget pas pacaran sama Wulan dan ngga ada yang ngegantiin dirinya. Gw pun mulai dikenalin dengan orangtuanya, akan tetapi orangtuanya memandang gw sebelah mata. Hubungan gw sama Wulan tidak direstui oleh orangtuanya. Pengalaman gw yang pernah gw inget adalah ketika gw ditonjok oleh bapaknya, dan diludahi oleh ibunya. Tapi gw adalah tipe orang yang pantang menyerah.

Hubungan gw dengan Wulan udah 7 tahun. Yang pada awalnya gw di tonjok, diludahi, dicacimaki oleh orangtuanya, pada akhirnya hati oranghtuanya pun luluh. Entah kenapa mereka menjadi hormat sama gw, mungkin karena melihat materialistis dikarenakan gw sering memberi sesuatu buat orangtuanya. Tapi gw ngga pernah mikirin itu semua.

7 tahun berlalu, gw pun direstui untuk menikah dengan Wulan. Hati gw rasanya seneng banget, semua yang gw lakukan ngga sia-sia. Gw berhasil meluluhkan hati orangtuanya. Setelah 1 tahun gw menikah dengan Wulan, gw harus menjalani hubungan gw dengan dengan cara Long Distance Relationship. Dikarenakan dia harus melanjutkan kuliahnya di Jerman. Gw seneng banget istri gw bisa kuliah di luar negeri, gw pun dukung dengan rezeki yang gw miliki. Gw yang membiayai Wulan kuliah di luar negeri.

1 hari terasa lama tanpa dia. Setelah 1 tahun lagi, gw dapat kabar dari dia kalo dia mau pulang. Gw seneng banget, gw udah rencanain pengen jalan-jalan bareng istri gw yang tercinta. Sesampainya di Indonesia, gw bertemu dengan dia dengan membawa surat cerai dan seorang bule. Yang ternyata dia ngajak gw cerai dengan alasan dia udah punya suami lagi di Jerman yaitu bule itu. Gw marah !! Gw tonjok bule itu dan gw sobek-sobek surat itu. Tapi itu semua percuma gw lakuin, pada akhirnya gw cerai juga sama Wulan.

Gw stres setelah kejadian itu. Gw hampir gila dengan semua ini. Dengar dari cerita dari beberapa temen gw, katanya gw sering ketawa-ketawa sendiri. Gw mulai ancur, gw mulai mengenal apa itu narkoba setelah kejadian itu. Gw mulai merasakan bagaimana rasanya tidur dibalik jeruji besi.

Tapi temen-temen gw ikut ngebantu gw untuk sembuh, mereka tetap care sama gw. Mereka yang ngedukung gw sampai pada akhirnya gw bisa hidup normal dan bekerja sebagai seorang jurnalis. Thank’s best friend.

Dan pada akhirnya gw pun punya prinsip, ”Gw ngga pernah percaya yang namanya Long Distance Relationship”.


Senin, 22 Maret 2010

My Birthday

Hay guys!!

2 hari yang lalu bertepatan pada tanggal 20 Maret 2010 adalah hari ulang tahun gue. Dimana hari itu umur gue semakin bertambah menjadi 19 tahun.

Gue suka takut buat ngehadepin tahun depan. Why? Soalnya kata orang-orang tahun depan gue bakal berkepala dua, padahal gue pngen punya kepala cukup satu aja, ngga mau ditambah jadi dua kaya bayi kembar siam yang abis kelelep ke dalem sumur.

Back to topic.
Pas hari ulangtahun, sang pacar dateng ke rumah gue bareng sama temen-temen kampus dan temen-temen SMA gue. Mereka masuk ke dalem kamar pas gue lagi tidur. Untung aja gue ngga lagi tidur sambil kayang atau sambil ngemut-ngemut upil.

Dengan belum persiapan apa-apa. Kamar berantakan, celana dalem ngegantung, karpet winnie the pooh belum diumpetin, dan adik gue belum merojol dari perut si mamah (ngga nyambung). Mereka nyanyi-nyanyi lagu "Sepiring Berdua" (maaf kesalahan teknis, maksudnya lagu "Happy Birthday") sambil bawa kue tart dan lilin (ya iyalah).

Sialnya karma pun terjadi pada hari itu. Dimana tiap ada yang ulangtahun, gue suka ngegaplokin, siram air, colekin kue tart, lempar telor, tepung, pisau, piring, tv, basoka (lebay). Kini giliran gue yang balik dikerjain. Dan ini lah bukti dari itu semua.




















Korban penganiayaan akibat mencuri celana dalam orang




















setelah bebas dari penganiayaan















habis manis sampahnya dibuang, pelaku penganiaya langsung berpesta ria
















setelah berpesta langsung mengadakan pengajian di foodcourt BSM


Malamnya ternyata karma itu belum selesai. Gue bakalan manggung di Rogers Cafe. Sebelumnya gue sama temen-temen ngumpul dulu di kosan temen gue namanya Martha Dwi Wahyudi. Ngga tau kenapa mereka tiba-tiba aja jadi kaya yang homo. Mungkin mereka horni pengen ngeliat kebohayan gue. Dengan wajah yang mirip preman mupeng, mereka nelanjangin gue.

Ternyata kalian semua pengen ngeliat gue telanjang? Ngomong dong, ngga usah pake unsur pemaksaan, hahaha

Goodbye March 20, see you next year

Minggu, 07 Maret 2010

Mother "Super Woman"

Mother, she is my SUPER WOMAN.


Gw tiba-tiba teringat masa-masa kecil gw.

Bisa gw rasain ketika ibu bertahan, menahan nafsu, menahan sakit untuk melahirkan kita.
Menjadi orang yang pertama kali melihat kita lahir.
Menjadi yang selalu tersenyum melihat kita menangis.

Ibu.. Selalu mengajarkan kita untuk berbicara, berjalan, berpikir.
Ibu.. Selalu berusaha mengartikan bahasa (bayi) kita.
Ibu.. Yang selalu membawa kita kemana-mana.
Yang selalu membanggakan keluguan kita kepada orang lain.
Dan berharap yang terbaik untuk kita.

Ibu.. Selalu ingin membelikan kita mainan namun tidak bisa.
Ibu.. Selalu memarahi kita ketika kita tidak belajar, agar kita menjadi anak pintar
Ibu.. Selalu melarang kita untuk bermain di tempat berbahaya, karena ibu khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
Tapi kamu malah memarahinya, menendangnya, memukulnya, menyakarnya, menggigitnya, menjenggutnya karena yang kamu inginkan tidak diperbolehkan.

Dan ketika kamu sudah remaja..
Ibu bangga kamu telah bisa mengurusi dirinya sendiri, kamu telah mandiri.
Ibu bangga kamu telah banyak teman di sekolah.
Ibu selalu solat tahajud sambil terkantuk-kantuk, dan berdoa yang terbaik untuk kita.
Ibu.. Selalu membukakan pintu untuk kita setelah ia solat tahajud karena kamu belum pulang dari pagi.
Ibu tersenyum karena ia tau pasti kamu pulang malam untuk mengerjakan tugas.
Ia tidak tahu kalo kamu baru saja dari tempat dunia gemerlap untuk mabok-mabokan.

Kamu marah-marah karena ibu membukakan pintu terlalu lama.

Ibu bangga ketika kamu lulus SMA.
Ibu memberi uang semester kuliah kepadamu.
Tapi apa? Malah kamu pakai hura-hura, kamu belikan narkoba.
Ibu yang selalu khawatir akan keadaanmu.
Ia yang selalu kamu reject teleponnya karena kamu tidak pulang-pulang selama berhari-hari bahkan berminggu-minggu.
Ibu selalu menangis di rumah, bahkan sampai sakit-sakitan.

Ibu berusaha menyusul keberadaanmu. Dengan rasa khawatir ia menyusulmu di tempat balik jeruji besi karena kamu ketahuan memakai narkoba, mabok-mabokan.
Kamu malah memarahinya karena kamu tidak suka disusul.


Dan ketika akhirnya kamu pulang ke rumah, kamu melihat bendera kuning yang terpampang depan rumah.
Dan setelah kamu masuk ke dalam rumah, kamu lihat sesosok wanita yang tidak hidup lagi telah terbungkus kain kafan. Hanya yasin yang kamu dengar disekelilingmu. Setelah kamu lihat jasad itu "She is my mother".

Air mata mulai keluar sambil bertanya pada diri sendiri "Orang ke berapa ribukah aku yang menangisi ibuku? Kenapa aku baru tahu? Apakah aku terlalu cuek? Aku tidak memperhatikan dirinya? Apakah hari itu adalah hari terakhirku MEMARAHI ibuku? Aku belum membuktikan harapannya dariku. Ibu bangun bu...Secepat itu ibu pergi?".

"Aku sayang ibu...". Coba kamu pikir, kapan terakhir kamu bilang itu pada ibumu?
Apakah hampir tidak pernah dibanding bahasa kasar yang kamu katakan pada ibumu?

Apa yang harus ku lakukan sekarang?

IKHLAS..

Ikhlas akan apapun cobaannya.
Banyak yang menganggap ikhlas adalah "melupakan" (memaksa untuk lupa). Ikhlas juga bukan "lupa" (sesuatu yang terjadi di bawah alam sadar).

Ikhlas adalah menerima apa adanya segala sesuatu yang telah terjadi, tanpa "melupakan" atau pun "lupa".

Dan ketika kamu memiliki pasangan hidup, itulah "ikhlas" yang harus kamu buktikan. Ini bukan akhir dari apapun, bahkan awal. Kini kamu menggantikan posisinya. Berusahalah menjadi yang terbaik untuk keluarga.

Tetaplah menjadi orang yang "ikhlas" dari apapun.

For my grandma Alm. SITI KHALDIDJAH LADJANGIROE :)

Muhammad dan Pengemis Buta

Hasil yang gw dapet dari ta’aruf gw selama 6 hari, gw terkesan banget sama cerita “Muhammad dan Pengemis Buta”

Suatu hari Muhammad pergi ke suatu pasar. Pandangannya terpaku pada seorang kakek buta yang sedang mengemis di pinggir jalan. Muhammad merasa kasihan melihat kakek itu yang susah melakukan aktifitas karena kebutaannya itu.

Hatinya pun terketuk untuk membantu kakek itu yang akan makan. Muhammad membantu untuk menyuapi kakek tersebut, bahkan Muhammad pun membantu untuk mengunyah makanan tersebut. Selesai kakek itu makan, kakek pun bertanya “Siapa namamu nak?”, akan tetapi Muhammad tidak menjawab apa-apa dan langsung Muhammad meninggalkan tempat tersebut

Nama Muhammad ketika itu sedang terkenalnya dengan fitnah yang mengatakan bahwa Muhammad adalah orang jahat, Muhammad adalah orang ngga tau diri, bahkan ada yang menfitnah bahwa Muhammad sudah gila.

Hari berikutnya Muhammad kembali ke pasar tersebut, seperti biasa Muhammad memberi makan pengemis tua tersebut. Pengemis itu banyak sekali bercerita tentang dirinya, tentang negara, bahkan tentang Muhammad. Pengemis tersebut mencemoohkan Muhammad di depan Muhammad-nya sendiri. Akan tetapi Muhammad tetap sabar dan tabah akan semua fitnah itu.

Seiring jalannya waktu, Muhammad selalu datang ke pasar tersebut untuk memberi makan pengemis itu. Dan setiap pengemis itu menanyakan nama Muhammad, Muhammad tidak pernah menjawab.

Suatu hari Muhammad meninggal dunia., tiada lagi yang memberi makan kepada kakek itu. Beberapa hari setelah Muhammad meninggal, ada yang datang ke pasar itu dan memberikan makan kepada pengemis itu yang ternyata ia adalah seorang sahabat Muhammad. Saat pengemis itu memakannya, tidak segan pengemis tua itu memuntahkannya. Pengemis itu merasa ada yang beda dari cara memberikan makannya yang biasa dilakukan Muhammad dengan lembut dan kasih sayang. Pengmis itu pun berkata:

Pengemis: Siapa kamu, kamu pasti bukan orang yang biasanya kan !!
Sahabat: Iya, saya memang bukan orang yang biasa datang ke sini
Pengemis: Lantas kamu siapa?
Sahabat: Saya adalah sahabatnya
Pengemis: Kenapa kamu? Bukan orang yang biasa datang ke sini?
Sahabat: Ia telah meninggal dunia
Pengemis: Apa? Inalilahi .. Memang siapa nama pemuda itu
Sahabat: Dia adalah “Muhammad”

Setelah pengemis itu tau bahwa ia adalah Muhammad, pengemis itu langsung menangis, menyesal, dan merasa bersalah pada Muhammad. Ternyata orang yang selama ini ia cemoohkan, dan ia hina-hina adalah orang yang selama ini mengasihinya, memperhatikannya, dan menyayanginya.

Cerita ini memberi inspirasi pada saya untuk menghargai semua nikmat Tuhan. Selalu semangat hidup dan tetaplah menjadi orang yang “tuli” akan semua cemoohan atau hinaan dari orang lain yang bisa menurunkan semangat hidup kita.

Cinta Seperti Masakan Padang

Minggu-minggu ini gw lagi "jatuh cinta" sama cewe gw sendiri.

Gw pngen nulis notes tentang cinta, tapi ngga pengen yang gombal yang lama-lama bisa dijadiin lirik lagu dangdut.

Misalnya, beberapa kata gombal yang gw dapet dari temen-temen gw:

1. Ayah kamu punya pabrik sendok yah? Soalnya kamu bisa mengaduk-aduk hatiku.

2. Kamu astronot yah? Soalnya ada bintang di mata kamu.

3. Kamu punya anti gores ngga? Anti gores hatiku yang telah terluka.

Hahahahaha, lama-lama jadi gw sendiri yang eneg bacanya.

Tapi gw punya penjelasan sendiri tentang "cinta". Cinta tuh gw ibaratin bagaikan makan nasi padang. Pada saat prosesnya kita kepedesan, ngga tahan dengan pedes makanan tersebut. Tapi dibalik itu semua kita mencari kenikmatan dari makanan tersebut, walaupun pedes tapi tetep aja kita makan.


Mirip dengan cinta. Banyak rintangan atau cobaan yang kita hadapi dalam cinta, tapi dibalik itu semua kita butuh kasih sayang dan kita ingin memberikan kasih sayang. Walaupun banyak banget rintangannya tapi kita ngga pengen kehilangan orang yang kita sayang. (tumben otak gw lagi encer)

Bokap

Gw termasuk anak yang cenderung lebih deket sama bokap. Ngga tau knapa? Mungkin karena sifat bokap yang lebih asik, jarang banget marah, dan lebih sabar. Tapi sayangnya dia punya penyakit yang dideritanya sejak kecil yaitu “asma”.


3 hari yang lalu asmanya kambuh lagi tapi ngga terlalu parah amat. Cuma harus banyak istirahat. Gw ngerasa kasian sama dia. Akhirnya gw nyuapin makanan, minuman, dan obat ke bokap. Gw ngga tega ngedenger bunyi nafasnya yang seolah-olah memberi gw sugesti untuk sama-sama memberhentikan nafas gw.

Tiba-tiba gw dikejutkan oleh bokap ketika gw kebangun pas lagi tidur sekitar jam 4 dini hari. Gw ngeliat bokap gw ngga tidur. Dia nyadarin kepalanya ketembok sambil memegang jidatnya. Gw piker ini ngga akan bener, bokap gw harus dibawa ke rumah sakit. Pada akhirnya gw dan kakak gw ganti baju dan ngasih pinjem jaket yang amat tebel. Dan lalu kita bertiga pergi ke rumah sakit hasan sadikin.

Sekitar setengah jam-an perjalanan menuju ke Rumah Sakit Hasan Sadikin. Bokap gw dibawa ke UGD. Bokap gw yang lagi sakit parah itu dengan kuat jalan sendiri ke UGD tanpa minta bantuan, dan gw Cuma nemenin doank. Di sana dokter mulai meriksa bokap gw, dan memberi tabung oksigen. Gw Cuma bisa ngeliat sambil cemas.

Beberapa menit kemudian suasana UGD pun dikejutkan oleh 1 orang pasien lagi yang datang. Pasien itu sudah tua, lebih jelas lagi dia adalah seorang nenek-nenek. Gw ngga tau persis dia punya penyakit apa. Yang jelas dia kesakitan di bagian perutnya, ntah kenapa. Tiba-tiba rasa cemas gw pun berpaling kepada nenek-nenek itu. Sementara itu bokap gw pun lagi kesusahan mencari nafas.

Setengah jam pun berlalu. Nenek-nenek itu pun pergi dibawa ke sebuah ruangan oleh dokter.

Sementara itu gw menuju ke tempat pembayaran dan apotek. Setelah gw melakukan pembayaran dan mengambil obat, gw pun menuju ke UGD lagi. Gw duduk deket dokter. Dokter itu lagi ngobrol sama dokter yang lainnya. Ngga sengaja gw nguping pembicaraan mereka. Ternyata mereka lagi ngomongin nenek-nenek yang barusan. Gw denger nenek itu mengalami sakit ketika orang-orang di rumah lagi pada tidur. Mirip banget kaya bokap gw yang lagi kambuh ketika gw lagi tidur.

Setelah gw lebih menyimak ternyata,

Nenek itu meninggal…

Jadi tadi itu adalah detik-detik terakhir dia hidup di dunia ini. Emang hidup ngga ada yang tau sampai kapan. Gw jadi semakin cemas sama bokap gw. Gw Cuma bisa liat dia lagi ngambil nafas dari tabung oksigen.

Mungkin Cuma inilah yang bisa gw Bantu, yaitu nganterin dan nemenin bokap gw yang lagi sakit. Ngga sebanding sama apa yang telah bokap gw lakuin untuk gw.
Gw jadi inget ketika gw kecil, pas gw sakit bokap gw yang selalu inisiatif bawa ke dokter. Dia selalu ada disamping gw. Bokap gw yang selalu nolongin gw pas gw jatoh dari sepeda. Bokap gw yang selalu pura-pura mukul kakak-kakak gw pas merkea ngegangguin gw. Bokap gw yang pernah minta maaf sama gw ketika dia bilang bakaln kerja di Jakarta dan pulang 2 minggu sekali.

Dan bokap gw lah yang pernah bikin gw nangis karena pelukannya, ketika dia hendak pergi melaksanakan ibadah haji. Dia meluk dan elus-elus kepala gw, sambil berkata “kamu baik-baik yaa dim”. Gw Cuma khawatir aja sama bokap gw, yaitu “gw takut kehilangan dia untuk selamanya”. Bokap gw seakan-akan menyembunyikan tangisannya, yang sebenarnya dia meneruskan tangisannya ketika dia pergi. Hal itu mengingatkan gw ketika gw kecil. Gw pernah nangis, dan bokap gw mencoba menghibur dengan meluk dan ngelus kepala gw.

Semua lamunan gw itu tiba-tiba aja buyar sama suara aneh yang tiba-tiba muncul. Gw terus mikirin “suara apa itu?”. Dan setelah gw liat ke belakang, ehhh… bokap gw lagi ngorok. Tidurnya pules banget, haha.. orang sakit bisa ngorok juga ternyata. Itu menunjukan bahwa bokap gw udah lumayan sembuh.

Gw Cuma bisa tersenyum ngeliat bokap gw. Bokap gw kuat banget. Gw jadi pengen ngegantiin posisinya dan biarin bokap gw istirahat di rumah. Gw jadi pengen cepet-cepet lulus. Gw pengen langsung kerja dan ngegantiin posisi bokap gw yang pas banget 3 tahun lagi bakalan pension.

Semangat Pa !! Semoga lekas sembuh

Di mobil, perjalanan menuju pulang ke rumah. Bokap gw ngomong:

Papah: Dim?
Gw: Yaaa..
Papah: Jaket kamu yang tebel tadi mana? Ketinggalan ya di Rumah Sakit?
Gw: APAAAAAAAAAAHHHH !!!!!!!!!!!!!!!

Blog Untuk Pengembangan Diri

Buka juga blog gue yang lainnya:

http://www.dimastripramuditha.blogspot.com
http://www.nemodimdadoz.blogspot.com
htttp://www.sparklingmorning.blogspot.com